Humor Gus Dur PArt 4

Written By roinah on Thursday, December 8, 2011 | 6:10 AM


17. Panglima Angkatan Laut
Suatu ketika Gus Dur bercerita, Panglima AL Paraguay berkunjung ke negara Brasil. Dalam kunjungan itu menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya ke Panglima Paraguay. "Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti bapak."

Dengan kalem sang tamu pun menanggapi, "Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri kehakiman."

18. Terlambat dicabut
Ketika dibezuk Dahlan Iskan saat sakit Gus Dur bertanya,”Apa bedanya sakit gigi, orang hamil dan rumput panjang. Dia lantas menjawan sendiri. "Penyebab sakit gigi itu sama dengan penyebab orang hamil dan sama juga dengan penyebab mengapa rumput sempat tumbuh tinggi," kata Gus Dur. "Yaitu sama-sama terlambat dicabut."

19. Anak Satu Masuk kristen
Gus Dur bercerita lagi kepada Dahlan. Seorang kiai datang mengeluh kepada Gus Dur karena satu di antara empat anaknya masuk Kristen. Sang kiai sambat. Dengan enteng, Gus Dur menjawab, "Sampeyan jangan mengeluh kepada Tuhan. Nanti Tuhan akan bilang, saya saja punya anak satu-satunya masuk Kristen!"


20. Presiden Filipina
Di lain waktu Gus Dur bercerita soal kekuasaan presiden yang terlalu lama. Katanya, seorang presiden Filipina punya tiga anak. Merasa ayah mereka adalah orang nomor satu di negerinya, anak-anak presiden pun lantas bertingkah neko-neko.

Anak kedua presiden ingin mencari popularitas dengan menyebarkan jutaan lembar uang kertas pecahan 5 peso dari sebuah pesawat terbang. Kakaknya tak mau kalah pamor. Dengan pesawat yang digunakan adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang jauh lebih banyak dari adiknya.

Anak perempuan presiden juga ingin populer, tapi tidak mau meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena bingung, ia pun bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama dua kakaknya itu.

“Mas kapten, aku ingin populer seperti dua kakakku sebelumnya, tapi tindakan populer apa yang bisa membahagiakan rakyat?”

“Gampang sekali: Buang saja ayah nona dari atas pesawat.”

21. Tukang Becak
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak Pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.

“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca ? Di bawah gambar itukan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak Pak polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

22. Turis Jepang
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota made in Japan sangat cepat…!”

Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made ini Japan sangat cepat.” Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis.Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.

Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : 100 dolars…?! Ini tidak jauh dari hotel."
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made ini Japan kan sangat cepat sekali!!”

23. Pelari Suriah
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.

Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.

“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.

“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”

24. Gus Dur Diplintir Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkannya.

Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di Indonesia. Gus Dur mengatakan, pada saatnya nanti dia akan mengajarkan demokratisasi di Singapura.

Namun, media massa mengutip dia akan melakukan demo di Singapura. Walah-walah... gitu aja kok repot!


25. Peluru Habis

Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah.

Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, “roti habis.”

Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke antrean sabun. Wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis besar-besar “SABUN HABIS!”.

Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus, apa sih yang kamu catat?”.

Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat .

“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu, kamu sudah ditembak”.

Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!!!




26. Ho…. Oh

Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho oh," jawab si penjual rokok.

Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul."

Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."

Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar."

Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, "Ooh… begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar."

Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"

Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ... oh!"

0 comments: