SURAT BUAT GUS DUR

Written By roinah on Friday, December 9, 2011 | 4:00 AM

Gus, izinkan saya sedikit menulis untukmu, di ulang tahunmu yang ke-67 tahun (4 agustus 1940- 4 Agustus 2007). 67 tahun bukanlah lama bagimu untuk memperjuangkan semua yang perlu diperjuangkan. Semoga Tuhan memberi Njenengan umur yang panjang, demi bangsa ini, demi agama ini, dan demi segala yang tak pernah aku pikirkan.
Gus teruskan perjuanganmu demi keadilan, kedamaian, kebenaran, dan atas nama Tuhan. Meski saya sebenarnya ingin berjuang seperti Njenengan tapi apakah saya ini, saya hanya santri desa yang tidak tahu apa-apa, tapi saya sangat kagum dengan njenengan Gus.

Gus, saya tahu perjuangan njenengan sangat besar dan berat sekali, entah masih banyak orang yang menghujat, menghina, atau bahkan memanfaatkan njenengan demi posisi mereka mendapatkan kursi politik dari beberapa oknum atau partai yang ujung-ujungnya duit dan menfitnah njenengan. Memang mereka manusia tapi mereka tidak manusiawi, nyatanya njenengan jelas-jelas berusaha untuk bangsa dan agama, tapi mereka selalu saja memiliki alasan untuk menjatuhkan njenengan, mungkin mereka takut kali dengan Njenengan Gus. Tapi santai saja gus Tuhan itu adil pada hambanya, tak usah getar menghadapi siapapun yang menjatuhkan njenengan, njenengan tak perlu membalasnya biar Tuhan yang membalasnya Gus. Toh mereka juga belum mengerti hakikat hidup, jadi mereka hidup seenaknya.

Saya pernah membaca tulisan Panjenengan, kurang lebihnya "Tuhan tidak perlu di bela", pertama baca saya kaget, mengapa Njenengan mengatakan seperti itu? Dengan seiring waktu saya semakin mengerti memang Tuhan tidak perlu dibela, karena tuhan maha segalanya, dan yang perlu di bela bukan Tuhan tapi ajarannya, ya nggak Gus.
Begitu banyak kelebihan Njenengan, tapi masih ada kelemahan Njenegan yang perlu di perhatikan. Sebenarnya kami tidak sopan mengkritik anda tentang kekurang sabaran, susah menerima pendapat njenengan, dan lainnya. Tapi lebih tidak sopan lagi bila saya membiarkan Njenengan dalam kekurangan menurut pendapat kami. saya sadar saya bukanlah siapa-siapa, tapi saya memiliki hak untuk mngkritik dan mengkagumi Njenengan.

Dan mungkin hanya dengan kesempatan ada lomba menulis saya bisa menyampaikan sedikit unek-unek yang selama ini terpendam dihati saya. Atau bahkan tidak diterima. Bisa juga tulisan ini hanya sebagai sampah saja, taka apa-apa ini bukan hanya cerita tapi kisah nyata. Tak perlu menutup mata cukup buka hati bagiku saya memang tak berarti dibandingkan dengan Njenengan..

Puisi tentang Njenegan

Gus,
Ketika Njenengan naik jadi pemimpin negeri ini
hati kami dan nyali kami
yang memang kecil ketar-ketir
terus terang kami takut dan khawatir
melihat banyak kepentingan yang tidak selaras
dengan kepentingan bangsa
membelit Njenengan

mereka yang tak rela Njenengan selamet
mengintip dan menguntit terus
mulai yang tersembunyi dan sulit dikenali,
sampai yang terang-terangan dan kasar
hingga rakyatmu yang tak pernah makan
sekolahpun tahu kekasarannya
apa mau mereka, Gus?

Apa mereka ndak mau
Negeri ini bangun dan bangkit
Mereka kok begitu nggak sabar
Waduh kok mentolo bener mereka itu
sama kami yang kecil ini.

Lalu mereka yang menyebut dirinya
pendukung Njenengan
Kok ada yang malah rebut banca'an dan royo'an
Dulu sering ngenyek orde baru
yang katanya suka makan kue sendirian

Kok sekarang malah mereka merasa
kue itu milik mereka seorang
Kami yang kecil saja tahu
Kalau itu memalukan
Dan yang pasti menyusahkan Njenengan Gus….

Gus,
Tetaplah menjadi guru bangsa
Jadi guru kami semua

Jangan sampai luntur keinginan Njenengan...
Untuk mendidik bangsa ini agar lebih dewasa
Do'a kami yang insyaallah madzlum ini
Akan selalu menyertai Njenengan

Selamat berjuang Gus…
Semoga Njengan selalu diparingi sabar dan petunjuk
Untuk kita semua
Untuk kami juga
Amien

0 comments: